Sabtu, 03 Juli 2021

Saham Nyangkut

Backstory

Aktifitas di pasar modal menjelang import vaksin Covid-19 meningkat dan tren IHSG saat itu lagi super-mega-bullish. Tepatnya sekitar 2 bulan menjelang implementasi vaksin pertama di Indonesia. Remember that old doctor who happen to inject RI-1 in live TV? Yeah, the day before, tren IHSG yang awalnya super-mega-bullish langsung drop!

WHY???

The arc

Apparently pasar modal cenderung menyukai kebijakan yang cukup optimis, tapi tidak suka ketika mau di commence. The next rule is: Buy the rumors, sell the news. The next next rule is, save you capital first, realize your gain (loss) later. The next next next rule is: always follow the "don't be greedy" rule (at some point when first rule is followed, greedisgood), probably should be paraphrased "don't be too greedy". The next next next next rule is: The greater fool.

DISCLAIMER: I AM NOT RICH!
I used to think "get rich fast" is the only way to grow moneys. But later on, "get rich fast, got poor faster" is somehow happens many too often (see that grammar!). So in the process, being consistent (in gain) I think is more important. Because of compounded growth. Mathematically speaking the next capital is today's capital + today's gain/loss + knowledge.

Selalu ada pelajaran yang bisa dipetik dari setiap proses yang dilalui. Salah satunya ya Saham Nyangkut kemarin. God damn slow brain, how many years passed and this little brain didn't receive the treatment it deserves. And this knowledge have ZERO risk with INFINITE GAIN! Who doesn't want to invest into knowledge? No, I am not saying we should start yet another academic industry and what not. 

This Covid-19 thingy...

... is actually a blessing in disguise. Aku pengen melihat sisi positif dari masa pandemi ini. Heck. Too much negative information flying around in the media, don't even mention random people talk shit in social media, they're lighting the gas. Ringkasnya akhirnya orang tahu mana-mana yang perlu, mana-mana yang sebenarnya cuma "ikut-ikutan" saja.

Ngomongin pasar modal lagi

So I just started to read "Market Psychology", there will be many errors, so bear with me. 

FULL DISCLOSURE: This is not financial advise. I have no formal knowledge in Finance, Accounting, Laws. Much of the information here are based on pure intuition.

Istilah modal adalah sesuatu yang melibatkan capital, sejumlah uang, atau sejumlah ide dan daya upaya yang digunakan untuk men-tenaga-i suatu usaha. Dalam pasar modal, kelihatannya hanya terjadi pada beberapa kejadian saja: 1. ketika Emiten lagi IPO, 2. Ketika Emiten lagi melakukan rights issue, HMETD, atau Penawaran Umum Terbatas. 3. Obligasi & Bond (mungkin dari sini berangkatnya pasar modal)

Sementara pasar adalah tempat dimana ada barang/jasa yang diperjual-belikan antara pedagang dengan pembeli. Dalam kasus ini, secara sederhana, perusahaan menawarkan kesempatan pada "investor" untuk menanamkan sejumlah modal ke dalam perusahaannya (IPO) dengan menjanjikan "imbalan" dengan cara menerbitkan "surat hutang" dari perusahaan pada investor. Dengan nominal rupiah yang dibatasi maka pada suatu titik jumlah uang yang disetor para investor pun melebihi jumlah rupiah yang diinginkan oleh perusahaan. Dari sini, surat-surat hutang ini bisa di jual oleh investor yang sudah pegang surat hutang, pada calon investor baru dengan harga surat hutang yang lebih tinggi. Dan seterusnya.

Syukur kalau perusahaan yang IPO tadi membukukan keuntungan yang positif dan berlipat-lipat, si investor bisa dapat bagi hasil yang seperti yang dijanjikan, dalam bentuk dividen. Atau perusahaan bisa menerbitkan surat hutang baru untuk mendapatkan modal baru demi mendapatkan modal tambahan untuk melakukan ekspansi bisnis.

Karena nature dari bisnis ngga ada yang terus menerus profit atau merugi, seiring berjalannya waktu investor-investor yang lebih dulu melakukan investasi akhirnya merasa cukup dengan kinerja perusahaan. Misal ketika perusahaan merugi, si investor pun memilih untuk menjual surat hutangnya dengan harga yang lebih murah ketimbang saat dia beli. Dan seterusnya dan seterusnya.

Untuk perusahaan super besar, dan berskala nasional, internasional, intergalactic, maka kejadian-kejadian politik, kejadian alam, kejadian sosial di wilayah kerja mereka akan juga mempengaruhi aktifitas pemegang surat hutang, para investor. Siapa mereka, para investor ini? Bisa perorangan bisa juga institusi. 

The greater fool theory

Dari wikipedia, "... the asset's intrinsic value is less important than the increase in demand, however irrational it might be. The person buying the overpriced asset later on, for a higher price, is deemed the greater fool." Istilah ini merujuk pada mereka yang mau beli barang/jasa pada harga yang ketinggian. 

Tapi, seberapa tinggi "ketinggian" itu? This will led to basic principles in investment, which sadly, differs from investor to investor. And, to add salt to the wound and for the sake of my "curhat" session, I will just decide that I will just move to "trading" first.

Katanya sebagian besar orang yang masuk pasar modal menempatkan dirinya sebagai trader. Atau kalau "katanya" ini salah, maka hanya aku tok yang sebagai trader. lul. ya gak mungkin. tapi biarlah begini, for the sake of this post. Sebagai trader, orang yang melakukan trading, atas surat-surat hutang (lembar-lembar saham) kita dipengaruhi oleh sebagian besar karena pemberitaan di media. Mind you! Saking massive nya media sosial, Stockbit malah bikin semacam sosmed di platform mereka. Jadinya buanyak sekali orang-orang yang cuap-cuap disana. Mulai dari yang baru sejam belajar pasar modal, atau yang sudah kawakan di pasar modal. 

Secara psikologis, paling tidak ada dua efek yang muncul karena terbukanya informasi dari cuap-cuap para investor di sosial media.

Pertama, investor sejam

Seperti saya, kami bertanya-tanya: saham HHHH ini layak beli gak? hari ini JJJJ turun 2%, jual gak ya, nyangkut di sejuta lagi. Hold apa jual ya?  Pada dasarnya investor sejam ini benar-benar buta dan tak tahu arah. Fuck the price movement, I am fucking my wallets too! 

Investor tipe ini mengawali perjalanannya dengan membaca berita, tv atau media online lainnya. Setelah membaca berita mereka membuka trading view, atau bloomberg terminal mereka dan mengetikkan kode emitennya. Para investor sejam ini seringkali impulsif. 

Cuplikan pergerakan saham HMSP 3 Juni 2021 - 2 Juli 2021

Why are they impulsive, mostly because they don't know what happens and don't know what to do. So either exit fearing the price might go even deeper or keep on holding in hopes the price one day might go up even higher. Either way, at the end they whisper to themself (seandainya kemarin bla.. bla.. bla..).

The anagram

Kedua, investor kawakan

Ooohhh, they've learned so much. Some of them even identify themselves as retard. Which of course they are joking about it (or not?)

Saking banyaknya pengalaman mereka dan juga punya level berpikir yang lebih tinggi, mereka datang ke stockbit untuk baca-baca meme, sebagian mungkin secara tidak sadar mencari celah "The greater fool". Emiten apa yang lagi di omongin orang-orang, menggunakan kedok apa, dan bagaimana caranya.

But they're mostly have gained more benefits. Knowledge. Either to buy, sell, or just hold transactions. It's about timing to them.

Some of them come to your social media either to pump and dump their holdings, or even better, jerking-off their brain. Some of us identify them as bandar, some identify them as influencer. Choose your potion.

Next post, I will be tuning my head onto trading psychology. 


Rabu, 17 Juni 2020

Kurangi Jumlah Pintu Tapi Bukan yang Di Lawang Sewu

Perubahan yang sangat signifikan dialami sebagian besar penduduk dunia akhir-akhir ini. Terutama kalangan orang awam sepertiku. Bagaimana tidak? Seluruh insan di dunia ini seolah-olah di-commissioning untuk kehidupan keadaan normal yang baru atau menggunakan bahasa marketing New Normal. Setuju atau tidak dengan kebijakan ini? Terserah saja. 
Ini sedikit bacaan buat nambah wawasan.
Sempat terlintas saat dulu masih sekolah, seringkali menemukan buletin terserak di lantai atau rak-rak masjid tentang Iluminati. Bahkan di beberapa film seperti From Hell yang dibintangi oleh Johnny Depp yang ujung-ujungnya si Jack the Ripper ternyata bagian dari lingkaran Iluminati ini. Terkekeh-kekeh (agak ironis dan seakan tak percaya juga) kalau ingat si Iluminati ini katanya punya konsep New World Order atau Tatanan Dunia yang Baru.

Senin, 20 April 2020

Meredam Kejut

Maka berputar-putar lagi otak Si Dudung. Menginginkan sedikit nafas segar tapi malah mendapati ketidaksiapan dalam dirinya sendiri. Si Dudung ‘pun terduduk kembali, suara nafasnya dalam dihelakan. Membuang seluruh udara dari dalam dadanya dengan lengusan yang panjang dan dalam. Berkali-kali ia menatap lagi potret digital di telepon genggamnya.

****
Keputusannya beberapa waktu lalu untuk keluar dari kenyamanan (yang waktu itu ia anggap adalah racun baginya) bulat. Bulat padat, mulus tak berubah bentuk. Keyakinannya mantap. Langkah kakinya pun cepat dan panjang-panjang. Tak mau ia kehilangan kesempatan melakukan apa yang dicita-citakannya dari dulu.
Menjadi mandiri adalah impian terbesarnya, memiliki bengkel sendiri, dan meng-ekspresikan apa yang ada dalam khayalannya.
****
Si Dudung memejamkan lagi matanya, “Aku tidak tahu lagi harus bagaimana.” Kemudian menatap nanar ke langit, berharap Yang Maha Kuasa menjatuhinya uang supaya kehidupan menjadi normal kembali.


What could go wrong here?